Sabtu, 02 Januari 2016

SISI LAIN MEBEL RECYCLE

Dari setiap furniture yang dibuat, ada pohon yang harus ditebang. Dari setiap pohon yang tumbang, bumi kehilangan sumber – sumber penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida.

Lalu bisakah membuat furniture tanpa menebang pohon lagi ? Selama bahan bakunya masih kayu, maka kemungkinan untuk membuat mebel tanpa menebang pohon tidaklah mungkin. Tetapi kita bisa mengurangi jumlah pohon yang ditebang dengan 3 cara; reuse, reduce & recycle

1.       RE-USE
Memakai kembali mebel yang sudah tidak terpakai, jika ada kerusakan yang tidak terlalu parah bisa diperbaiki. Selama masih bisa digunakan maka gunakanlah
2.       REDUCE
Mengurangi tingkat konsumsi mebel kayu, dan mulai mengembangkan mebel alternative berbahan baku non kayu, seperti rotan, besi, aluminium, dll
3.       RECYCLE
Dengan membeli dan menggunakan mebel recycle, berarti kita telah ikut serta dalam usaha menyelamatkan lebih banyak pohon. Kayu recycle adalah kayu yang pernah dipakai sebagai bahan baku rumah, ataupun mebel. Dengan menggunakanya lagi, berarti kita menambah umur pakai kayu tersebut dan hal ini member kesempatan kayu lain yang masih berupa pohon untuk bisa tumbuh lebih lama di alam.

Mebel kayu recycle ada yang pure 100% kayu recycle, ada pula yang dicampur dengan kayu baru karena tingkat kesulitan membuat mebel kayu recycle sangat tinggi. Kayu bekas rumah contohnya, rumah akan dibongkar jika kondisinya sudah mulai rusak, atau bahkan sudah rusak parah. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi kayu bekas rumah tersebut, butuh ketelatenan dalam memilih, membersihkan paku, menyambung kayu satu persatu dan merakitnya menjadi mebel sesuai pesanan.

Hal ini pula yang menyebabkan harga mebel kayu recycle lebih tinggi dibandingkan dengan harga mebel kayu baru. Namun harga tinggi tersebut tentu sebanding dengan nilai mebelnya, dan juga value untuk kita sendiri karena mau ikut berperan serta mengurangi jumlah konsumsi kayu baru.

Selain bisa ikut serta dalam upaya konservasi kayu, memakai mebel berbahan baku kayu recycle juga menguntungkan, karena kayu recycle memiliki beberapa keunggulan dibanding kayu yang baru ditebang, diantaranya;

1.       High Quality and Durable
Kayu recycle cenderung sudah stabil, tidak lagi mengalami penyusutan yang ekstrim, sehingga akan lebih aman digunakan sebagai bahan baku mebel. Pengeringan alami dalam waktu yang lama adalah jaminan kualitas kayu recycle. Beberapa decade yang lalu, penduduk di Jawa hanya memakai kayu yang sudah tua untuk membuat mebel / rumah.  Kayu yang sudah tua ini sendiri sebelum ditebang masih dikeringkan lagi dengan cara dimatikan ( diteres ).  Jadi kayu recycle sudah mengalami proses pengeringan alami yang sangat lama sejak masih pohon sampai jadi rumah /  mebel untuk kemudian didaur ulang menjadi mebel recycle

2.       Beautiful
Tampilan kayu yang sudah termakan waktu dan usia, menjadi daya tarik tersendiri. Permukaan yang bergelombang, lubang – lubang bekas paku, gumpilan bahkan cerukan besar kesemuanya seperti sebuah lukisan penuh sejarah akan bagaimana kayu tersebut berjuang melewati waktu dan sampai dihadapan kita dalam bentuk mebel siap pakai.

3.       Re-sale Value / Harga jual kembali tinggi
Memiliki mebel recycle layaknya seperti memiliki benda seni bernilai tinggi, selain bisa dinikmati sendiri, kelak jika ingin mengganti koleksi, mebel recycle bisa dijual lagi dengan nilai tinggi. Tidak hanya kepada sesama pemakai mebel recycle. Kita bahkan bisa ikut mengkampanyekan gerakan Go Green dengan menjual mebel recycle kepada orang lain dengan menjelaskan apa saja kelebihan dari mebel recycle tersebut.

Beikut beberapa tahap membuat mebel kayu recycle

1.    Pemilihan dan Pemilahan Bahan 
Harga kayu recycle balok dengan ukuran 15X15 sangatlah mahal, bisa sampai 14 juta / CBM. Sementara pembeli selalu menuntut harga yang murah. Sehingga para pengrajin terpaksa menggunakan kayu kecil ( bekas usuk ) dan kayu limbah untuk dibuat menjadi mebel. Tentu saja hal ini membuat tampilan mebel terlihat kurang menarik, karena banyak sekali sambungan papanya. Jika menggunakan kayu baru hal tersebut seperti menggunakan kayu OP / OPL ( grade C ). Cacat kayu juga banyak dijumpai, walaupun ditambal masih akan sangat kelihatan.


2.       Pembersihan kayu dari sisa-sisa paku
3.       Pemotongan kayu menggunakan gergaji mesin
Dalam proses ini seringkali mata gergaji rusak karena menghantam paku yang masih tertinggal didalam.  Akan sangat boros untuk membeli mata gergaji.
4.       Pembuatan Komponen
Kayu yang sudah dipotong dibuat komponen, untuk bidang yang lebar pada tahap ini adalah proses menyambung papan kecil-kecil menjadi bidang yang diinginkan. Proses menentukan kayu mana untuk komponen apa ( njidari ) yang jika memakai kayu baru saja sulit, menjadi berlipat lagi sulitnya jika memakai kayu recycle.
5.       Perakitan komponen menjadi mebel jadi
6.       Finishing
Finishing untuk kayu recycle ada beberapa macam, diantaranya;

Natural Sand papered
Mebel dirapihkan ( diamplas, kemudian digosok dengan botol/kayu hingga terkesan gilap dan pernah dipakai ). Atau dengan daun pisang kering, atau lilin yang digilapkan dengan gerinda berbantal kardus.

Natural Rustic
Mebel bukanya dirapihkan, namun justru disikat dengan sikat kawat sehingga pori-pori kayu terlihat lebih besar. Lubang dan gumpil sengaja diekspose agar kesan purbanya semakin menonjol. Untuk top coatnya ada yang memakai NC, ada yang memakai WAX dan ada yang dibiarkan natural, apa adanya.

Water Base Painting
Menggunakan cat tembok beberapa lapis, seolah-olah kayu tersebut pernah beberapa kali dicat ulang pada masa dipakai dahulu, kemudian diplener atau gerinda acak sehingga permukaan cat tergores dan terkelupas. Setelah didapat efek painting yang bagus, di top coat dengan NC doff.

Finishing Umum layaknya mebel berbahan baku kayu baru, seperti duco, distressed, NC, PU dan finishing jenis lain yang umum digunakan.

DARK SIDE MEBEL KAYU RECYCLE

1.       Hati – hati dengan pengrajin/supplier mebel yang menawarkan harga murah, karena banyak yang dicampur dengan kayu baru. Mebel kayu recycle dengan harga yang sama atau hanya sedikit lebih mahal dari harga mebel kayu baru pasti mempunyai ciri banyak sambungan, cacat kayu lebih banyak, dan pengerjaan yang agak kasar karena kayu yang digunakan adalah kayu limbah ( yang ukuranya kecil-kecil ) seperti bekas usuk atau bahkang reng.

Jika penampakan rapi, lembaran lebar dan sedikit cacat, seharusnya harganya sangat mahal karena harus memakai kayu bekas tiang, jika harganya murah kemungkinan dicampur kayu baru.

Lebih parah lagi ternyata kayu selain jati juga digunakan untuk menambal sulam kekurangan bahan pada mebel kayu recycle. Secara telanjang mata, akan sangat sulit sekali membedakan antara kayu recycle dengan kayu baru jati atau non jati, karena pengrajin punya banyak trik untuk menutupinya. Hanya kejujuran dari pengrajin saja mungkin yang bisa mengungkapkanya.

Dan jika memang kayu baru yang digunakan, maka semangat untuk go greenya jadi ilang dong..

2.     Ada trik pengrajin untuk menyamakan warna kayu jati, sehingga jati muda dengan banyak gubal bisa terlihat warnanya coklat seragam dengan kayu terasnya ( galih ). Yaitu dengan mengguyur / direndam air laut, kemudian dijemur (belum pernah membuktikan sendiri).

3.   Pengrajin kayu recycle sangat sensitive, hati-hati jangan langsung menanyakan asal-usul kayu, bisa langsung diusir.

4.      Selain kayu bekas rumah, yang sedang trend adalah kayu bekas kapal. Selain itu ada akar pohon, bamboo, dan material lain yang kadang dicampur untuk membuat mebel bergaya rustic.


Jepara, 18 Juni 2014

Teguh Ujianto