Senin, 24 November 2014

Chapter of life: "KEHILANGAN"

Siang hari tadi, ada obrolan dengan seorang teman, tentang sekilas gambaran masa lalunya. Bagaimana dulu hidupnya pernah bahagia, punya istri, anak, sudah punya rumah walaupun sederhana di Medan.

Lantas dia mengalami episode kehidupan yang bernama " kehilangan "

Hilang pekerjaanya sebagai sopir truck pengangkut container di Bau-bau karena kecelakaan yang mengakibatkan dia sempat ditahan, dan sampai kini SIM miliknya masih ditahan pihak kepolisian. Berpisah dia dengan istrinya karena istri yang dikenalnya saat bekerja di Malaysia itu kembali memeluk agama Kristen. Berpisah dia dengan putrinya yang saat ini berusia sekitar lima tahun.

Hilang sudah semuanya itu, mungkin titik nadhir kehidupanya adalah ketika dengan hati hancur hanya dengan pakaian yang melekat dibadan, dia pergi dari istana kecilnya, meninggalkan anak dan istrinya di Medan, pulang ke Buton.

Kita tak akan bisa memahami bagaimana perjalanan batinya mengiringi perjalanan pulangnya itu. Dibantu oleh beberapa teman sopirnya, dengan memberi tumpangan dari Medan ke Jakarta, dan memberi uang saku untuk tiket kapal dari Jakarta ke Bau - Bau.

Dari titik nolnya, dia bangkit. Cerita bagaimana dia bangkit inilah yang layak aku jadikan pelajaran. Bahwa aku masih sangat-sangat disayang olehNya, dengan masih diberi banyak sekali rizky dan  "titipan". Jadi rasanya memalukan sekali kalau jadi galau gara-gara hal yang kecil, yang bisa membuat diri lupa bersyukur atas hal yan besar.

Alhamdulillah

Teguh Ujianto

Pengalihan Energi

Dulu sempat galau berat ketika masih menjadi mahasiswa di Atika ( Akademi Industri Kayu ) yang sedang mengalami peralihan menjadi STTDNU ( Sekolah Tinggi Teknologi dan Desain Nahdatul Ulama ), sekarang sudah menjadi UNISNU Jepara

Bayangkan saja, kuliah nggak jelas, nggak punya kelas, karena gedungnya sedang dibangun, dosennya jarang datang, sehingga kuliahnya sering kosong. Jauh-jauh dari Batang ke Jepara hanya untuk lontang lantung nggak jelas, menghabiskan uang saku dan waktu.

Dan ternyata banyak juga teman-teman mahasiswa satu angkatan yang ikut galau. Fenomena galau massal ini terdeteksi oleh Pak Dosen,  Zainul Arifin MA. Beliau kemudian menawarkan solusi cerdas anti galau berupa kegiatan olah nafas.

Dan kegiatan tersebut memang lumayan mujarab ( untuk saya pribadi ), karena waktu yang mubazir jadi bermanfaat.

Fokus memang bagus, tapi terlalu fokus bisa kurang baik, karena jadi abai terhadap hal lain. Terlalu fokus dengan masalah yang dihadapi akan mengaburkan nikmat lain yang seharusnya bisa dinikmati dan disyukuri. Galau itu juga timbul karena fikiran terlalu fokus hanya di hal yang kurang enak.

Apa yang lebih menyakitkan bagi seorang salesman selain gagal menjual, apa yang bisa membuat seorang manager pusing selain gagal merencanakan, mengelola dan mengatur, apa juga yang bisa membuat seorang desainer merasa sedih selain berhenti berkarya. Banyak pertanyaan dan banyak jawabanya. Ada begitu banyak hal yang akan terasa lebih berat jika kita tanggung, namun sebenarnya lebih banyak hal lain yang sebenarnya bisa meringankan beban tersebut.

Ketika hendak beranjak tidur, panjatkanlah doa, serahkanlah segala urusan kehidupan dan kematian kepadaNya. Dan ketika bangun dikeesokan harinya, bersyukurlah, nikmati apa yang Dia berikan hari ini, jalani hari dengan penuh syukur, agar jalan kita lapang.

Look around you, and find unlimited happiness blessed for you

Teguh Ujianto

Rabu, 19 November 2014

Bangkit!!

"Meski kehidupan sering menjatuhkan kita, tapi kita harus yakin bahwa selalu ada kesempatan untuk bangkit"

Entah dari mana temanku, Arya mendapat kalimat itu. Tapi setidaknya, menurutku kalimat itu adalah kalimat terwaras yang terucap diantara racauanya hari ini. :)

Hari ini Arya begitu baik, selain sudah memberi kalimat sakti, pagi tadi setelah mengambil keramik bekas di Gunung Bakaran, dia juga mentraktir aku Mie Ayam depan terminal Batu Ampar, terimakasih mas Bro!

dengan Pak La Ode Ilos
Tentang jatuh dan bangkit lagi, aku harus banyak belajar banyak dari pak Ilos, tentang bagaimana dia jatuh dan bagaimana dia bangkit. Bagaimana kegagalan itu bisa menjadi sesuatu yang bisa menjadi pelajaran dan pada akhirnya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain agar tidak terjatuh dilubang yang sama.

Hari ini memang luar biasa, selain bro Arya, ada juga Dedy Mayong yang memberi kabar gembira, bahwa dia sehat dan baik-baik saja. Bukankah sehat dan baik-baik saja itu menggembirakan?

Teguh Ujianto

Minggu, 09 November 2014

Tunas dan Daun Kehidupan

Balikpapan pagi ini diguyur hujan gerimis, sampai agak siang cuacanya masih sangat syahdu.
Di salah satu sudut sebuh lahan yang sedang dibangun workshop mebel, berdiri sebatang pohon sukun. Akarnya sudah dipotong, daun-daunya sudah dipangkas, menyisakan sehelai di salah satu dahan rantingnya. Memang oleh pemilik lahan tersebut si pohon sukun hendak dimatikan.


Namun siapa peduli, pohon tersebut tetap menunjukan detak-detak kehidupanya, batangnya tetap berdiri, dan daunya yang selembar itu juga masih tetap hijau. Ketidakpedulianya akan usaha manusia untuk menghabisi, merampas hidupnya itu membuat mataku berkaca-kaca. Si pohon sukun bahkan  tetap bertunas, bersiap menumbuhkan daun baru, dia tetap tegar meski batangnya sudah dipotong, akarnya sudah dipotong. Yang dia lakukan, selama Tuhan masih memberinya kemampuan untuk bertunas, maka dia akan tetap bertunas. 

Dia tak peduli apakah nanti siang dia akan dirobohkan, apakah besok dia akan tumbang. Yang dia lakukan hanya menjalani apa yang bisa dia lakukan, menjalani kehidupan yang Tuhan masih berikan, saat ini. Tanpa peduli besok seperti apa, tanpa peduli dengan " siksa " yang dilakukan manusia kepadanya.


Pohon sukun seolah berkata " Kalian manusia boleh melakukan segalanya untuk membunuhku, namun selama Tuhan masih mengizinkan dan memberiku hidup, maka aku akan hidup"

Terimakasih pohon sukun, engkau seperti ayat Tuhan yang ada untuk kubaca, sampai hantaman kapak terakhir menumbangkanmu, tetaplah tegar ditempatmu, tetaplah tumbuhkan tunas daunmu.

Hiduplah..

Teguh Ujianto

Jumat, 07 November 2014

Perjalanan Panjang Mencari Ketenangan Hati

sumber
Mungkin obat bagi segala penyakit itu sudah Allah siapkan di tempat yang sayangnya kita tidak tahu dimana, sampai suatu saat tiba-tiba saja kita menemukanya.

Salah satu penyakit ( penyakit psikis ) adalah bingung atau yang saat ini terkenal dengan istilah "galau"

Aku sendiri sering sampai seumur ini masih sering dilanda galau kok bro..

Saat teman-teman yang lain sudah berjalan dibidangnya masing-masing, aku justru masih meloncat kesana kemari mencari-cari. Yang dicari apa juga aku bingung bro, tidak bisa jawab aku ini sedang mencari apa.

Nah, dulu pada waktu di Jepara, pada saat galau karena sibuk berlari kesana kemari itulah, aku mendapatkan sedikit obat penenang hati dari Cak Mus, seorang tukang cukur rambut yang "workshopnya" ada di daerah tahunan - Jepara.

Pelajaran ini bermula ketika aku bertanya, kenapa Cak Mus tidak mencoba usaha mebel - karena menurutku usaha mebel itu uangnya lebih banyak, dibanding usaha potong rambut.

Redaksional yang pasti untuk jawaban Cak Mus mohon maaf sudah lupa, tetapi yang dapat saya pahami adalah " bahwasanya semua orang sudah mempunyai jatah rizkynya masing-masing, mengejar sesuatu yang bukan rizky kita itu yang membuat hidup jadi tidak bahagia. Ingin kaya agar hidup bahagia, padahal hidup bahagia itu bukan berarti karena kayanya. Karena banyak sekali orang kaya yang hidupnya justru tidak bahagia.

Lantas seperti apa kita harus menyikapi hidup?

Mensyukuri apa yang telah Allah anugerahkan, dengan cara "berbahagia" dengan apa yang sudah kita miliki, menekuni bidang usaha/pekerjaan yang kita kuasai tanpa  harus "kemilikan" dengan usaha lain. Karena Jalan usaha itu memang bisa ditiru, tetapi rizky masing-masing orang itu sudah ada jatahnya sendiri-sendiri.

Lebih jauh lagi, mengertilah untuk apa kita hidup?

Kita hidup untuk mencari keridho'an Allah, jadi jika ada usaha yang utama kita harus lakukan adalah untuk mengenal Allah, agar bisa tahu bagaimana kita bisa mendapatkan ridhoNya"

Kurang lebih seperti itulah yang bisa aku serap, dari Cak Madura aku belajar untuk tidak bingung, karena rizky sudah ada jatahnya masing-masing. Dan aku belajar untuk bisa berbahagia dengan keadaanku saat ini, sebagai usaha untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.

Teguh Ujianto

God, I am ready now..

"God, thank you for giving me my life. I am ready now"  itulah kata yang keluar dari mulut Pi Patel seorang pemuda kurus yang harus bertahan hidup selama 227 hari, didalam sekoci penyelamat bersama seekor harimau Bengal bernama Richard Parker ( kisah di Film Life of Pi ).

Pi berjuang dan berjuang berbulan bulan, hidup dalam situasi yang luar biasa, kalau boleh dibilang menderita dan dalam keadaanya yang benar-benar sudah tidak berdaya, barulah terucap kata tersebut. Ucapan syukur atas kehidupanya, dan ucapan pasrah untuk menerima apapun takdir Tuhan yang akan diterimanya kemudian.

Ya Allah..Terimakasih, segala puji hanya untukMu

Terimakasih Engkau masih memberiku kesempatan untuk bisa bersyukur,
Apapun yang akan terjadi nanti, hambaMu ini hanya bisa berserah diri
Karena hidup dan matiku, adalah mutlak kuasaMu

Teguh Ujianto
@omahjatibalikpapan

Rabu, 05 November 2014

Kenapa Aku Di Sini?

Pertanyaan berikutnya adalah, kenapa aku di sini?

Bahwa pasti ada alasan kenapa aku berada di tempat ini - Balikpapan, ada di posisi sekarang ini - di Omah Jati, maka harus kucari, kubaca dan sadari untuk apa aku ada di sini.

Jika sudah diawali dengan niat untuk belajar, maka pelajaran apa yang bisa didapatkan di tempat ini?

Pak JokSus

Dari Pak Joksus - Manager RBS aku belajar tentang kepemimpinan, bahwa tak harus berbadan besar untuk dihormati oleh "anak buah" atau kita sebut saja crew, yang aku pelajari bahwa Pak Joksus begitu sayang dengan semua crew di RBS ( perusahaan satu atap dengan Omah Jati ), Wujud sayang itu begitu luas yang dia sampaikan lewat perkataan, perbuatan dan ketulusan sikap sehari-hari. Ada transfer energi yang luar biasa dari lelaki imut yang satu ini.

Kegembiraan, keceriaan, semangat, motivasi dan transfer ilmu serta "kedermawananya" membuat semua crew di RBS jadi sayang denganya. Dan dari rasa sayang itu munculah sikap hormat, patuh, kompak loyal dan semangat tinggi yang menjadikan crew RBS mempunyai etos kerja yang bagus.

Dari Crew RBS aku belajar, tentang semangat untuk belajar, bekerja dan berkehidupan dengan tanpa terbelenggu oleh materi. Ada banyak kebahagiaan yang selama ini hilang karena hitung-hitungan materi sudah lebih dulu memudarkanya.

Aku belajar untuk lebih mensyukuri segala nikmat dariNya, agar ketika bangun di pagi hari hati ini terasa gembira, ringan, lepas dari segala beban.

Sakdermo ngelampahi, bahwa hidup itu adalah untuk menjalani apa yang sudah Allah takdirkan

Bro Arya

Dari sikap saling menyayangi antara Pak Joksus dengan semua crew RBS ini, maka situasi internal di RBS terasa sangat kekeluargaan. Walau ada intrik, ada kecemburuan ada perselisihan namun sejauh ini semuanya masih terasa sebagai bumbu yang bisa saling melengkapi dan menambah rasa manis dalam keseharian di RBS.

Keteguhan untuk menjalani apa yang sedang terjadi dengan tetap berbahagia ( syukur ), membuat saya yakin bahwa kelak entah kapan waktunya, Pak Joksus, Bro Arya, Pak Yul, Mas Andre, Pak Heru dan Mbak Maya akan menuai hasil dari proses belajarnya hari ini, mereka muda dan bersemangat, selalu tebarkan semangat dan kebahagiaan ke semua orang yang juga sedang belajar tentang kehidupan.

Dan semoga kalian juga terus belajar agar semakin bahagia dengan semua anugerah yang Allah karuniakan.

Aku sendiri masih mencari, apalagi yang bisa aku pelajari disini, buka mata, buka hati, wait and see..

Teguh Ujianto
@omahjatibalikpapan