Selasa, 24 Juli 2018

The story of Naura Mebel

Attention : cuma cerita anak kampung..

Sebenarnya malu juga kalau pakai kata "anak", karena umur sudah tak lagi muda, selain itu Catatan Anak Kampung juga sudah menjadi Trade Mark-nya Kaesang Pangarep, ( Jomblo galau dari Solo, yang hari ini, Kamis 11 Juni 2015 sedang berbahagia atas pernikahan kakaknya - Gibran Rakabuming Raka yang menikah dengan Selvi Ananda )

Satu hal menarik dari pernikahan Gibran adalah, apabila orang lain menikah, keluarga mempelai berusaha menghadirkan saksi orang penting seperti Menteri, pejabat negara atau militer untuk menaikan gengsi, di akad nikahnya Gibran saksinya adalah ketua RT - Ahmad Yani. Ya begitulah pak Jokowi, selalu sederhana. Selamat ya mas Gibran, semoga bahagia.

-----------00-----------

Catatan ini memang tentang anak kampung, yang benar-benar merujuk pada kehidupan sederhana di kampung, jauh dari hingar bingar kota, dan kemewahan hidup.

Kisah hidup yang dimulai tanggal 23 februari, mencapai klimaks di tanggal 9 Mei 2015, selesai sudah kisah saya di Omah Jati Balikpapan. Hubungan kerja yang berakhir bak cerita sinetron, dengan berbagai trik dan intrik yang untuk sekedar menulisnya saja saya enggan. Cukuplah mereka saja yang tahu apa yang mereka lakukan.

Senin, 18 Mei 2015 touch down di bandara A Yani Semarang, Jawa Tengah.

Memulai babak baru sebagai orang kampung, berjuang untuk bertahan di kampung..

Selasa, 22 September 2015 Naura Mebel launching.. tanpa acara, hanya doa..

Minggu, 8 January 2017 mulai beriklan difacebook

Dan begitulah, sampai hari ini 24 July 2018.. sudah hampir 3 tahun Naura Mebel ada, sudah banyak kisah manis yang dilalui, banyak suka dukanya. Kalaupun sampai hari ini masih bertahan, sungguh sebuah keajaiban, alhamdulillah ya Allah..

Teguh Ujianto

Sabtu, 02 Januari 2016

SISI LAIN MEBEL RECYCLE

Dari setiap furniture yang dibuat, ada pohon yang harus ditebang. Dari setiap pohon yang tumbang, bumi kehilangan sumber – sumber penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida.

Lalu bisakah membuat furniture tanpa menebang pohon lagi ? Selama bahan bakunya masih kayu, maka kemungkinan untuk membuat mebel tanpa menebang pohon tidaklah mungkin. Tetapi kita bisa mengurangi jumlah pohon yang ditebang dengan 3 cara; reuse, reduce & recycle

1.       RE-USE
Memakai kembali mebel yang sudah tidak terpakai, jika ada kerusakan yang tidak terlalu parah bisa diperbaiki. Selama masih bisa digunakan maka gunakanlah
2.       REDUCE
Mengurangi tingkat konsumsi mebel kayu, dan mulai mengembangkan mebel alternative berbahan baku non kayu, seperti rotan, besi, aluminium, dll
3.       RECYCLE
Dengan membeli dan menggunakan mebel recycle, berarti kita telah ikut serta dalam usaha menyelamatkan lebih banyak pohon. Kayu recycle adalah kayu yang pernah dipakai sebagai bahan baku rumah, ataupun mebel. Dengan menggunakanya lagi, berarti kita menambah umur pakai kayu tersebut dan hal ini member kesempatan kayu lain yang masih berupa pohon untuk bisa tumbuh lebih lama di alam.

Mebel kayu recycle ada yang pure 100% kayu recycle, ada pula yang dicampur dengan kayu baru karena tingkat kesulitan membuat mebel kayu recycle sangat tinggi. Kayu bekas rumah contohnya, rumah akan dibongkar jika kondisinya sudah mulai rusak, atau bahkan sudah rusak parah. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi kayu bekas rumah tersebut, butuh ketelatenan dalam memilih, membersihkan paku, menyambung kayu satu persatu dan merakitnya menjadi mebel sesuai pesanan.

Hal ini pula yang menyebabkan harga mebel kayu recycle lebih tinggi dibandingkan dengan harga mebel kayu baru. Namun harga tinggi tersebut tentu sebanding dengan nilai mebelnya, dan juga value untuk kita sendiri karena mau ikut berperan serta mengurangi jumlah konsumsi kayu baru.

Selain bisa ikut serta dalam upaya konservasi kayu, memakai mebel berbahan baku kayu recycle juga menguntungkan, karena kayu recycle memiliki beberapa keunggulan dibanding kayu yang baru ditebang, diantaranya;

1.       High Quality and Durable
Kayu recycle cenderung sudah stabil, tidak lagi mengalami penyusutan yang ekstrim, sehingga akan lebih aman digunakan sebagai bahan baku mebel. Pengeringan alami dalam waktu yang lama adalah jaminan kualitas kayu recycle. Beberapa decade yang lalu, penduduk di Jawa hanya memakai kayu yang sudah tua untuk membuat mebel / rumah.  Kayu yang sudah tua ini sendiri sebelum ditebang masih dikeringkan lagi dengan cara dimatikan ( diteres ).  Jadi kayu recycle sudah mengalami proses pengeringan alami yang sangat lama sejak masih pohon sampai jadi rumah /  mebel untuk kemudian didaur ulang menjadi mebel recycle

2.       Beautiful
Tampilan kayu yang sudah termakan waktu dan usia, menjadi daya tarik tersendiri. Permukaan yang bergelombang, lubang – lubang bekas paku, gumpilan bahkan cerukan besar kesemuanya seperti sebuah lukisan penuh sejarah akan bagaimana kayu tersebut berjuang melewati waktu dan sampai dihadapan kita dalam bentuk mebel siap pakai.

3.       Re-sale Value / Harga jual kembali tinggi
Memiliki mebel recycle layaknya seperti memiliki benda seni bernilai tinggi, selain bisa dinikmati sendiri, kelak jika ingin mengganti koleksi, mebel recycle bisa dijual lagi dengan nilai tinggi. Tidak hanya kepada sesama pemakai mebel recycle. Kita bahkan bisa ikut mengkampanyekan gerakan Go Green dengan menjual mebel recycle kepada orang lain dengan menjelaskan apa saja kelebihan dari mebel recycle tersebut.

Beikut beberapa tahap membuat mebel kayu recycle

1.    Pemilihan dan Pemilahan Bahan 
Harga kayu recycle balok dengan ukuran 15X15 sangatlah mahal, bisa sampai 14 juta / CBM. Sementara pembeli selalu menuntut harga yang murah. Sehingga para pengrajin terpaksa menggunakan kayu kecil ( bekas usuk ) dan kayu limbah untuk dibuat menjadi mebel. Tentu saja hal ini membuat tampilan mebel terlihat kurang menarik, karena banyak sekali sambungan papanya. Jika menggunakan kayu baru hal tersebut seperti menggunakan kayu OP / OPL ( grade C ). Cacat kayu juga banyak dijumpai, walaupun ditambal masih akan sangat kelihatan.


2.       Pembersihan kayu dari sisa-sisa paku
3.       Pemotongan kayu menggunakan gergaji mesin
Dalam proses ini seringkali mata gergaji rusak karena menghantam paku yang masih tertinggal didalam.  Akan sangat boros untuk membeli mata gergaji.
4.       Pembuatan Komponen
Kayu yang sudah dipotong dibuat komponen, untuk bidang yang lebar pada tahap ini adalah proses menyambung papan kecil-kecil menjadi bidang yang diinginkan. Proses menentukan kayu mana untuk komponen apa ( njidari ) yang jika memakai kayu baru saja sulit, menjadi berlipat lagi sulitnya jika memakai kayu recycle.
5.       Perakitan komponen menjadi mebel jadi
6.       Finishing
Finishing untuk kayu recycle ada beberapa macam, diantaranya;

Natural Sand papered
Mebel dirapihkan ( diamplas, kemudian digosok dengan botol/kayu hingga terkesan gilap dan pernah dipakai ). Atau dengan daun pisang kering, atau lilin yang digilapkan dengan gerinda berbantal kardus.

Natural Rustic
Mebel bukanya dirapihkan, namun justru disikat dengan sikat kawat sehingga pori-pori kayu terlihat lebih besar. Lubang dan gumpil sengaja diekspose agar kesan purbanya semakin menonjol. Untuk top coatnya ada yang memakai NC, ada yang memakai WAX dan ada yang dibiarkan natural, apa adanya.

Water Base Painting
Menggunakan cat tembok beberapa lapis, seolah-olah kayu tersebut pernah beberapa kali dicat ulang pada masa dipakai dahulu, kemudian diplener atau gerinda acak sehingga permukaan cat tergores dan terkelupas. Setelah didapat efek painting yang bagus, di top coat dengan NC doff.

Finishing Umum layaknya mebel berbahan baku kayu baru, seperti duco, distressed, NC, PU dan finishing jenis lain yang umum digunakan.

DARK SIDE MEBEL KAYU RECYCLE

1.       Hati – hati dengan pengrajin/supplier mebel yang menawarkan harga murah, karena banyak yang dicampur dengan kayu baru. Mebel kayu recycle dengan harga yang sama atau hanya sedikit lebih mahal dari harga mebel kayu baru pasti mempunyai ciri banyak sambungan, cacat kayu lebih banyak, dan pengerjaan yang agak kasar karena kayu yang digunakan adalah kayu limbah ( yang ukuranya kecil-kecil ) seperti bekas usuk atau bahkang reng.

Jika penampakan rapi, lembaran lebar dan sedikit cacat, seharusnya harganya sangat mahal karena harus memakai kayu bekas tiang, jika harganya murah kemungkinan dicampur kayu baru.

Lebih parah lagi ternyata kayu selain jati juga digunakan untuk menambal sulam kekurangan bahan pada mebel kayu recycle. Secara telanjang mata, akan sangat sulit sekali membedakan antara kayu recycle dengan kayu baru jati atau non jati, karena pengrajin punya banyak trik untuk menutupinya. Hanya kejujuran dari pengrajin saja mungkin yang bisa mengungkapkanya.

Dan jika memang kayu baru yang digunakan, maka semangat untuk go greenya jadi ilang dong..

2.     Ada trik pengrajin untuk menyamakan warna kayu jati, sehingga jati muda dengan banyak gubal bisa terlihat warnanya coklat seragam dengan kayu terasnya ( galih ). Yaitu dengan mengguyur / direndam air laut, kemudian dijemur (belum pernah membuktikan sendiri).

3.   Pengrajin kayu recycle sangat sensitive, hati-hati jangan langsung menanyakan asal-usul kayu, bisa langsung diusir.

4.      Selain kayu bekas rumah, yang sedang trend adalah kayu bekas kapal. Selain itu ada akar pohon, bamboo, dan material lain yang kadang dicampur untuk membuat mebel bergaya rustic.


Jepara, 18 Juni 2014

Teguh Ujianto

Rabu, 10 Juni 2015

Persahabatan bagai Kepompong

Tanggal 1 s/d 5 Juni 2015, ikut bergabung dalam team Wijayakusuma Studio Seni - Semarang mengerjakan proyek pembuatan stand pameran dari dinas perkebunan provinsi Jawa Tengah untuk Even SAE ( Soropadan Agro Expo ).

Saya sangat salut dengan persahabatan Mas Bayu, Mas Luthfi ( Ufik ), Mas Lalang, Mas Fajar, Pak Solikhin , Hafidz, Mas Bambang, dan Mas Tono.

Persahabatan dari bangku kuliah dibawa sampai ke ladang nafkah. Mereka bukan orang kantoran, atau kerja di perusahaan, mereka itu orang bebas / freeman. Dan sebagai freeman baru, rasanya sangat senang manakala mas Bayu mengajak bergabung, dan anggota Wijayakusuma yang lain menyambut dengan hangat.

Sistem kerja yang egaliter, tanpa ada yang memarahi kalau salah, membuat masing masing Crew sangat bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan.

Makan bersama sebelum bekerja

Dan ini hasil kerjanya
Pengalaman di Semarang dan Soropadan ini membuat saya bersyukur atas anugerah berupa "Sahabat" yang ternyata ada dan mau mengulurkan tangan saat ada yang jatuh.

Kawan bisa jadi musuh dan musuh bisa jadi kawan, tapi Sahabat tetap melayani trayek Semarang - Cirebon, hehehe

Entahlah, bersyukur saja atas segala anugerah dariNya..

Teguh Ujianto

Jangan Menyerah 2

Lagi lagi Ayam..

Bersamaan dengan kembali ''free" - nya saya dari ikatan kerja dengan orang lain, brubuhan kembali melanda ayam ayam di rumah mertua tempat saya numpang tinggal. Tanpa terkecuali, semua ayam dewasa mati, termasuk induk ayam yang sedang mengeram. Walau induknya mati, ternyata telur tersebut menetas dengan sendirinya, hiduplah anak - anak ayam itu dalam keyatiman dari sejak menetas. Entah sampai kapan mereka akan bertahan.


Kita tidak tahu bagaimana anak-anak ayam itu nanti, esok dan kelak dikemudian hari..who knows, Generasi sebelum mereka di " Jangan Menyerah 1" berhasil bertahan dan beregenerasi, dari piyik kecil-kecil mereka mampu menjadi ayam dan berkembang biak.

Pastinya anak ayam generasi brubuhan yang kedua ini juga akan bisa melewati ujian ini jika Allah SWT mengizinkan.

Untuku, dari keadaan yang sekarang ini apapun itu, dan akan seperti apa nantinya. Yang utama sebagai manusia tentunya adalah terus berikhtiar, berdoa dan pasrah menerima keadaan yang ada.
Mengenai hasilnya tentu ada sepenuhnya ditanganNya, jadi kalau sekarang adalah masa yang sulit, yang diluar angan-angan, ya jangan menyerah. Karena ada rahasia yang kita tidak ketahui, ada rencana yang sudah kita setujui jauh-jauh hari sebelum kita lahir kedunia ini.

Semangat!!

Teguh Ujianto

Sabtu, 28 Februari 2015

Terbangun dari Mimpi Indah

Beberapa hari terakhir ini, saya sedang dilanda euforia, kegiatan yang sudah lama tidak saya lakukan entah mengapa kini terjadi begitu saja. Seolah saya kembali ke tahun 2012 yang penuh semangat.

Semangat kerja yang menggebu gebu, kerja sampai jam 11 malam ( padahal tidak ada hitungan lemburnya ).
Semangat bangun pagi, lari pagi... Ah, yang ini sudah lamaaaa sekali, terakhir lari pagi mungkin beberapa tahun yang lalu. Bahkan dengan semangat itu akhirnya beberapa visualisasi desain mebel yang bertahun-tahun terpendam bisa terealisasi. Berikut beberapa visualisasi desain yang saya maksud:










Semangat ini membuat mental yang down bisa bangkit lagi.
Dan masih segar dalam ingatan, semuanya dimulai tanggal 23 Februari.

Moment dihari itu, yang membuat keadaan begitu tidak nyaman, hilang semangat.
Ketika harapan tampak mulai pupus ( dan mungkin memang Allah mengkondisikanya demikian, agar hambanya ini bisa lebih dekat lagi ), maka satu-satunya tempat untuk kembali adalah kepada sang pencipta, Allah SWT. Pasrah

Doa dihari itu, dengan sangat cepat dikabulkanNya. Terbukalah jalan, maka sampai hari ini, seperti hari-hari yang lain, yang saya bisa hanya, mengikuti alur yang dibuka olehNya. Yang dalam mengikuti jalan tersebut, disertai dengan anugerah berupa semangat dan antusiasme yang saya tidak tahu, entah bisa saya nikmati sampai kapan. Bermuara kemana jalan ini juga mutlak Allah saja yang tahu.

Kenyataan bahwa penjualan bulan lalu justru turun, memang pahit. Namun dengan adanya harapan, bahwa mungkin bulan ini tingkat kunjungan dan penjualan akan meningkat maka semangat itu akan tetap hadir. Siapa yang tahu, mungkin bulan depan bisa lebih luar biasa.

Terbangun dari mimpi bukanlah sebuah hal yang buruk, karena berarti kita bisa bangun dan menikmati dunia nyata yang lebih indah, dan jika nanti tidur lagi bisa bermimpi tentang mimpi indah yang lain.

Teguh Ujianto

Kamis, 04 Desember 2014

Mr. Gigi ( Mr. G )

Memang kesehatan itu adalah nikmat yang sangat tidak ternilai, termasuk gigi yang sehat. Ada satu gigi yang sedang menguras emosi dan perasaan, sedihnya uang didompet terkuras juga. Sebut saja gigi tersebut Mr. G

Singkat cerita, dahulu ketika Mr. G tersebut mulai cenut-cenut karena ada lubang, sang empunya Mr.G pergi ke dokter gigi, alih-alih pergi ke dokter gigi yang bagus, Mr. G dibawa ke Puskesmas, dengan pertimbangan kondisi dompet yang sedang membawang ( tahu kan persamaan bawang sama dompet tanggal tua? yups, sama-sama membuat nangis kalau dibuka )
Asli, yang namanya di Puskesmas itu gak enak banget perawatan giginya, sudah mendekati kejam juga sih.

Bayangin saja, kalau di dokter swasta, itu dokter kan asistenya 2 orang. Nah di Puskesmas ini, yang megang justru asistenya. yang namanya asisten kan gak punya pembantu, jadilah dia single fighter melakukan perawatan yang seharusnya dikerjakan oleh 1 dokter dan 2 asisten. Yang paling gak enak itu, kalau di dokter gigi swasta air untuk kumur-kumur selalu tersedia. Ludah di mulut juga senantiasa disedot tuh pakai selang. Nah, pas Mr. G itu dirawat di Puskesmas air buat kumur-kumurnya nggak ada, jadilah empunya si Mr.G menahan segala ketidaknyamanan di mulutnya itu tanpa bisa kumur-kumur. Ludah yang ngumpul, karena nggak disedot akhirnya ditelan lagi kan, lumayan biar nggak haus. Untung aja nggak sampai muntah-muntah. Trus pas nambal lubangnya itu, mungkin karena terlalu semangat, tuh tambalan kemontokan, jadinya kan ngganjel. Pas dibilang kalau ngganjel, langsung aja tuh tambalan di "gerinda". Asli, gak tahan bener, pengen muntah rasanya ( efek nelan ludah).

Skip skip, setelah perawatan yang ternyata juga nggak murah-murah amat, hanya beda-beda tipis aja kalau sama dokter swasta, beberapa bulan setelahnya ( nggak sampai setahun ) ternyata tambalanya bochor eh bochor. Alhasil Mr. G jadi kenyut-kenyut lagi tuh.

Trauma dengan Puskesmas, akhirnya kembali lagi ke dokter gigi yang ada asistenya.

Seenak-enaknya dirawat dokter gigi, walaupun dokternya cantik, lebih enak kalau giginya sehat. Nggak usah antri lama-lama ( berangkat jam 3.30 sore, pulang jam 7 malem - pegel vroh..) Nggak usah pula ngerasain ngilu pas gigi di bor, atawa mual-mual karena mulutnya nganga bermenit-menit. Belum lagi sekarang biayanya semakin membuat dompet tipis.

Untuk Gigi yang berlubang ada 3 tahap perawatan:
1. Gigi yang sakit di bor dikasih obat, sekaligus dimatikan, ditambal sementara
2. Gigi harusnya sudah mati, tambalan dibuka terus dibersihkan, dikasih kapas atau apalah, trus ditambal sementara
3.  Tambalan dibuka, kapas diperiksa, kalau masih bersih dan tidak bau bisa langsung ditambal dan selesai, tapi kalau masih bau dan kotor, proses nomor 2 diulangi lagi.

Setiap proses berjarak satu minggu, jadi kebayang kan, setiap hari Sabtu terakhir ini, Mr. G bolak balik dibawa ke dokter, mengantrinya lamaaaaa banget. Sudah sampai proses ke 2, cuma ada sedikit kesalahan, pulang dari klinik langsung dihajar Nasi Goreng petai, alhasil tambalan sementara lepas dan Mr.G langsung kenyut-kenyut. Dokternya sih bilang, kalau ada apa-apa dibawa balik saja. Tapi itu kan baru beberapa jam dok, nggak enak juga kan kalau harus nganga lagi. Minggu depan sajalah, kalau diulang ya diulang, test saja ada remidinya kok.

Feelingnya sih, bakal diulang lagi nih proses yang ke dua. Hwfffffft

Intinya, kesehatan itu tidak ternilai, entah kesehatan jasmani, rohani atau gigi, jadi jagalah. Dan syukurilah apa yang masih dikaruniakan saat ini. Walupun mungkin bolong-bolong, setidaknya kan masih bisa ditambal, masih lebih baik daripada ompong. Karena gigi yang ompong, terutama gigi bawah akan membuat gigi yang atas turun. Kalau sudah turun bagian saraf gigi akan terekspos, itu yang bikin gigi ngilu. Dan info seperti ini, yang seharusnya disampaikan ke pasien, kadang -kadang terlewatkan. Nyesel juga kenapa dulu geraham bawah langsung dicabut, padahal masih bisa ditambal. Tapi Alhamdulillah, Mr.G masih punya sederet kawan di mulut dengan kondisi sehat. Cepat sembuh ya Mr. G, love u. Thank you Allah for give me healthy, Alhamdulillah

Teguh Ujianto