Memang kesehatan itu adalah nikmat yang sangat tidak ternilai, termasuk gigi yang sehat. Ada satu gigi yang sedang menguras emosi dan perasaan, sedihnya uang didompet terkuras juga. Sebut saja gigi tersebut Mr. G
Singkat cerita, dahulu ketika Mr. G tersebut mulai cenut-cenut karena ada lubang, sang empunya Mr.G pergi ke dokter gigi, alih-alih pergi ke dokter gigi yang bagus, Mr. G dibawa ke Puskesmas, dengan pertimbangan kondisi dompet yang sedang membawang ( tahu kan persamaan bawang sama dompet tanggal tua? yups, sama-sama membuat nangis kalau dibuka )
Asli, yang namanya di Puskesmas itu gak enak banget perawatan giginya, sudah mendekati kejam juga sih.
Bayangin saja, kalau di dokter swasta, itu dokter kan asistenya 2 orang. Nah di Puskesmas ini, yang megang justru asistenya. yang namanya asisten kan gak punya pembantu, jadilah dia single fighter melakukan perawatan yang seharusnya dikerjakan oleh 1 dokter dan 2 asisten. Yang paling gak enak itu, kalau di dokter gigi swasta air untuk kumur-kumur selalu tersedia. Ludah di mulut juga senantiasa disedot tuh pakai selang. Nah, pas Mr. G itu dirawat di Puskesmas air buat kumur-kumurnya nggak ada, jadilah empunya si Mr.G menahan segala ketidaknyamanan di mulutnya itu tanpa bisa kumur-kumur. Ludah yang ngumpul, karena nggak disedot akhirnya ditelan lagi kan, lumayan biar nggak haus. Untung aja nggak sampai muntah-muntah. Trus pas nambal lubangnya itu, mungkin karena terlalu semangat, tuh tambalan kemontokan, jadinya kan ngganjel. Pas dibilang kalau ngganjel, langsung aja tuh tambalan di "gerinda". Asli, gak tahan bener, pengen muntah rasanya ( efek nelan ludah).
Skip skip, setelah perawatan yang ternyata juga nggak murah-murah amat, hanya beda-beda tipis aja kalau sama dokter swasta, beberapa bulan setelahnya ( nggak sampai setahun ) ternyata tambalanya bochor eh bochor. Alhasil Mr. G jadi kenyut-kenyut lagi tuh.
Trauma dengan Puskesmas, akhirnya kembali lagi ke dokter gigi yang ada asistenya.
Seenak-enaknya dirawat dokter gigi, walaupun dokternya cantik, lebih enak kalau giginya sehat. Nggak usah antri lama-lama ( berangkat jam 3.30 sore, pulang jam 7 malem - pegel vroh..) Nggak usah pula ngerasain ngilu pas gigi di bor, atawa mual-mual karena mulutnya nganga bermenit-menit. Belum lagi sekarang biayanya semakin membuat dompet tipis.
Untuk Gigi yang berlubang ada 3 tahap perawatan:
1. Gigi yang sakit di bor dikasih obat, sekaligus dimatikan, ditambal sementara
2. Gigi harusnya sudah mati, tambalan dibuka terus dibersihkan, dikasih kapas atau apalah, trus ditambal sementara
3. Tambalan dibuka, kapas diperiksa, kalau masih bersih dan tidak bau bisa langsung ditambal dan selesai, tapi kalau masih bau dan kotor, proses nomor 2 diulangi lagi.
Setiap proses berjarak satu minggu, jadi kebayang kan, setiap hari Sabtu terakhir ini, Mr. G bolak balik dibawa ke dokter, mengantrinya lamaaaaa banget. Sudah sampai proses ke 2, cuma ada sedikit kesalahan, pulang dari klinik langsung dihajar Nasi Goreng petai, alhasil tambalan sementara lepas dan Mr.G langsung kenyut-kenyut. Dokternya sih bilang, kalau ada apa-apa dibawa balik saja. Tapi itu kan baru beberapa jam dok, nggak enak juga kan kalau harus nganga lagi. Minggu depan sajalah, kalau diulang ya diulang, test saja ada remidinya kok.
Feelingnya sih, bakal diulang lagi nih proses yang ke dua. Hwfffffft
Intinya, kesehatan itu tidak ternilai, entah kesehatan jasmani, rohani atau gigi, jadi jagalah. Dan syukurilah apa yang masih dikaruniakan saat ini. Walupun mungkin bolong-bolong, setidaknya kan masih bisa ditambal, masih lebih baik daripada ompong. Karena gigi yang ompong, terutama gigi bawah akan membuat gigi yang atas turun. Kalau sudah turun bagian saraf gigi akan terekspos, itu yang bikin gigi ngilu. Dan info seperti ini, yang seharusnya disampaikan ke pasien, kadang -kadang terlewatkan. Nyesel juga kenapa dulu geraham bawah langsung dicabut, padahal masih bisa ditambal. Tapi Alhamdulillah, Mr.G masih punya sederet kawan di mulut dengan kondisi sehat. Cepat sembuh ya Mr. G, love u. Thank you Allah for give me healthy, Alhamdulillah
Teguh Ujianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar