Jumat, 14 Februari 2014

Kisah Masa Lalu " Tlemuk"

Hari ini saya teringat satu kejadian dimasa lalu, saat masih bekerja di penggergajian kayu sebagai mandor.

Pada suatu hari meteran saya raib entah dimana, padahal saya sangat butuh meteran tersebut. Di area penggergajian kayu itu ada seorang tukang kayu, namanya Tlemuk, dan dia punya meteran.

Akhirnya karena butuh, saya pinjam meteranya si Tlemuk. sekali pinjam, begitu selesai dikembalikan.
kemudian butuh lagi, pinjam lagi, dikembalikan lagi. Entah sampai berapa kali saya bolak-balik pinjam meteran sampai suatu saat tiba-tiba Tlemuk emosi, Meteran yang mau saya pinjam dihancurkanya dengan palu. ( untung bukan kepala saya yang dipalu ) Saya sempat kaget, tidak menyangka kalau Tlemuk akan begitu marah "hanya" karena meteranya saya pinjam.
Waktu itu saya sedang sangat butuh meteran, jadi meteran yang sudah remuk itu saya patahin lagi ujungnya ( kurang lebih 1 Meter yang dipakai ). Tlemuk semakin murka, dia pulang. Marah besar dengan saya.

Hampir 10 tahun dan sekarang peristiwa yang mirip terjadi lagi, hanya saja tertukar posisinya. Saya sebagai "Tlemuk" yang diganggu kerjanya. Memang bukan meteran yang jadi biang susuhnya, akan tetapi esensi peristiwanya sangat sama. Kalau Tlemuk sampai menggetok meteran, maka saya melempar stand pot bunga (untung juga gak ada yang kena )

Kini saya sadar, andai saya yang ada diposisi Tlemuk 10 tahun yang lalu, mungkin bukan meteranya yang saya palu, tapi kepala yang ganggu kerja saya itu yang saya palu (berati kepala saya dong). Pikiran saya dulu yang menganggap meminjam itu "hanya" meminjam ternyata salah besar.

No body wants to be disturbed, even only with small things, because small will be very relative, depend on the situation. Tlemuk adalah peristiwa yang terjadi untuk memberi saya pelajaran 10 tahun kemudian

Bahwa saat ini saya sangat ingin bertemu Tlemuk dan minta maaf, dan berterimakasih karena tidak menggetok kepala saya. ( Mudah-mudahan kita berdua panjang umur ya Tlemuk, dan bisa bertemu lagi untuk bermaafan - saya yang minta maaf- maafin aku ya Tlemuk )

Teguh Ujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar