Minggu, 09 November 2014

Tunas dan Daun Kehidupan

Balikpapan pagi ini diguyur hujan gerimis, sampai agak siang cuacanya masih sangat syahdu.
Di salah satu sudut sebuh lahan yang sedang dibangun workshop mebel, berdiri sebatang pohon sukun. Akarnya sudah dipotong, daun-daunya sudah dipangkas, menyisakan sehelai di salah satu dahan rantingnya. Memang oleh pemilik lahan tersebut si pohon sukun hendak dimatikan.


Namun siapa peduli, pohon tersebut tetap menunjukan detak-detak kehidupanya, batangnya tetap berdiri, dan daunya yang selembar itu juga masih tetap hijau. Ketidakpedulianya akan usaha manusia untuk menghabisi, merampas hidupnya itu membuat mataku berkaca-kaca. Si pohon sukun bahkan  tetap bertunas, bersiap menumbuhkan daun baru, dia tetap tegar meski batangnya sudah dipotong, akarnya sudah dipotong. Yang dia lakukan, selama Tuhan masih memberinya kemampuan untuk bertunas, maka dia akan tetap bertunas. 

Dia tak peduli apakah nanti siang dia akan dirobohkan, apakah besok dia akan tumbang. Yang dia lakukan hanya menjalani apa yang bisa dia lakukan, menjalani kehidupan yang Tuhan masih berikan, saat ini. Tanpa peduli besok seperti apa, tanpa peduli dengan " siksa " yang dilakukan manusia kepadanya.


Pohon sukun seolah berkata " Kalian manusia boleh melakukan segalanya untuk membunuhku, namun selama Tuhan masih mengizinkan dan memberiku hidup, maka aku akan hidup"

Terimakasih pohon sukun, engkau seperti ayat Tuhan yang ada untuk kubaca, sampai hantaman kapak terakhir menumbangkanmu, tetaplah tegar ditempatmu, tetaplah tumbuhkan tunas daunmu.

Hiduplah..

Teguh Ujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar