Jumat, 07 November 2014

Perjalanan Panjang Mencari Ketenangan Hati

sumber
Mungkin obat bagi segala penyakit itu sudah Allah siapkan di tempat yang sayangnya kita tidak tahu dimana, sampai suatu saat tiba-tiba saja kita menemukanya.

Salah satu penyakit ( penyakit psikis ) adalah bingung atau yang saat ini terkenal dengan istilah "galau"

Aku sendiri sering sampai seumur ini masih sering dilanda galau kok bro..

Saat teman-teman yang lain sudah berjalan dibidangnya masing-masing, aku justru masih meloncat kesana kemari mencari-cari. Yang dicari apa juga aku bingung bro, tidak bisa jawab aku ini sedang mencari apa.

Nah, dulu pada waktu di Jepara, pada saat galau karena sibuk berlari kesana kemari itulah, aku mendapatkan sedikit obat penenang hati dari Cak Mus, seorang tukang cukur rambut yang "workshopnya" ada di daerah tahunan - Jepara.

Pelajaran ini bermula ketika aku bertanya, kenapa Cak Mus tidak mencoba usaha mebel - karena menurutku usaha mebel itu uangnya lebih banyak, dibanding usaha potong rambut.

Redaksional yang pasti untuk jawaban Cak Mus mohon maaf sudah lupa, tetapi yang dapat saya pahami adalah " bahwasanya semua orang sudah mempunyai jatah rizkynya masing-masing, mengejar sesuatu yang bukan rizky kita itu yang membuat hidup jadi tidak bahagia. Ingin kaya agar hidup bahagia, padahal hidup bahagia itu bukan berarti karena kayanya. Karena banyak sekali orang kaya yang hidupnya justru tidak bahagia.

Lantas seperti apa kita harus menyikapi hidup?

Mensyukuri apa yang telah Allah anugerahkan, dengan cara "berbahagia" dengan apa yang sudah kita miliki, menekuni bidang usaha/pekerjaan yang kita kuasai tanpa  harus "kemilikan" dengan usaha lain. Karena Jalan usaha itu memang bisa ditiru, tetapi rizky masing-masing orang itu sudah ada jatahnya sendiri-sendiri.

Lebih jauh lagi, mengertilah untuk apa kita hidup?

Kita hidup untuk mencari keridho'an Allah, jadi jika ada usaha yang utama kita harus lakukan adalah untuk mengenal Allah, agar bisa tahu bagaimana kita bisa mendapatkan ridhoNya"

Kurang lebih seperti itulah yang bisa aku serap, dari Cak Madura aku belajar untuk tidak bingung, karena rizky sudah ada jatahnya masing-masing. Dan aku belajar untuk bisa berbahagia dengan keadaanku saat ini, sebagai usaha untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.

Teguh Ujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar