Naura berusia sekitar 2 tahun, dia suka sekali meniru ayah dan ibunya, baik itu perkataan maupun perbuatan. Ketika ayahnya sholat dia meniru gerakan sholatnya, dengan gerakan sesuka hatinya. Ketika ayahnya membaca al quran, dia ikut duduk dipangkuannya dan mulai menjamah alquran tersebut, tetapi tidak untuk dibaca, baginya membolak balik halamanya, bermain kertas itu lebih menarik dan diusianya memang itulah yang bisa dia lakukan.
Ayah Naura tentu saja tidak mengizinkan hal tersebut, segera saja alquran tersebut diamankan, ditaruh ditempat yang aman agar tidak dirobek-robek atau diperlakukan tidak selayaknya oleh Naura. Hal ini tentu membuat Naura sedih dan kecewa, dia menangis. Apa yang diinginkanya tidak diperbolehkan oleh ayahnya
Kita juga kadang seperti balita berumur 2 tahun, kecewa ketika apa yang kita cita-citakan tidak tercapai. Ingin kaya, tetapi malah miskin, jauh dari kecukupan. Ingin punya pangkat namun hanya mentok jadi bawahan. Ingin mulia, apa daya cuma rakyat jelata yang dipandang hina.
Kita sudah memohon, berdoa dan berikhtiar agar kita didunia ini bisa kaya dan bergelimang harta, namun belum juga dikabulkan doa-doa kita itu, lantas muncul pertanyaan , kenapa?
Maka bersabarlah kawan, tunggulah hingga dirimu "dewasa" dan mengerti untuk apa semua hal yang kamu cita-citakan itu digunakan?
Bagi sang ayah, dia sangat mengharapkan sekali Naura bisa dekat dengan alquran, bisa membaca alquran, apalagi bisa hidup dengan mengamalkan alquran. Sungguh itulah yang dia harapkan, akan tetapi untuk saat ini Naura hanya bisa memeganya, mendengar ayahnya membacanya, dan sesekali ikut membolak balikan lembar halamanya. Kelak jika tiba masanya ayahnyalah yang akan berjuang dengan segenap cara untuk membuat hidup Naura bernafaskan alquran.